Menemukan Kembali Akar: Perjalananku dengan Bahasa Madura

R

rudi954

Published on November 18, 2024

Seiring waktu, aku sering merasa ada bagian diriku yang hilang. Lahir dan besar di kota besar dengan hiruk pikuk kehidupan, aku terputus dari akar budaya yang sebenarnya — bahasa Madura yang berasal dari nenek moyangku. Sebagai anak muda yang bersemangat mengenal jati diri, aku merasa harus memulai perjalanan untuk lebih memahami warisan ini.

Perjalanan ini dimulai ketika aku bergabung dengan komunitas Indonesiaku, sebuah inisiatif untuk merangkul keragaman budaya Indonesia. Ketika aku bergabung, aku tak hanya menemukan teman baru yang berbagi pengalaman serupa, tetapi juga mentor-mentor yang dengan sabar membimbingku mengeksplorasi bahasa Madura.

Dari perkenalan dasar, aku diajak untuk merangkai kosa kata dan adat istiadat yang semakin memperdalam rasa cinta pada bahasa ini. Salah satu ungkapan Madura yang sangat berkesan bagiku adalah "Satemer-setumur," sebuah frase yang berarti persatuan dan kebersamaan yang abadi. Kata ini mengandung ajakan untuk saling menghargai dan mempererat tali persaudaraan dalam setiap aspek kehidupan. Ketika aku mengucapkan kata ini, aku merasa ada kekuatan yang menghidupkan ikatan yang hampir hilang itu.

Seiring kemajuan perjalanan ini, aku mendapati semangat baru dalam diriku. Aku mulai berbagi ceritaku di sosial media, berharap bisa menginspirasi orang lain yang mungkin merasakan hal yang sama — terputus dari akar tapi berhasrat untuk kembali. Respons yang kuterima begitu luar biasa, dan ini mengajarkanku bahwa banyak dari kita yang mencari titik temu antara masa lalu dan identitas masa kini.

Kini, aku lebih bangga dengan siapa diriku. Aku tidak hanya penutur bahasa Indonesia, tapi juga bagian dari tradisi yang kaya dan mempesona. Dengan setiap kata Madura yang kuucapkan, aku merajut kembali tali yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Perasaan disonansi itu berubah menjadi simfoni indah yang meneguhkan semangatku sebagai anak bangsa yang beragam.

Perjalananku tentu masih panjang, namun aku percaya bahwa dengan bersatu dalam keberagaman, kita bisa terus memperkaya indentitas kita masing-masing. Satemer-setumur, mari kita rangkul jati diri kita dan bangga akan warisan budaya yang kita miliki.