Rediscovering My Heritage Language: A Journey to Minangkabau Identity
ani48
Published on November 26, 2024
Beberapa tahun yang lalu, aku merasa terputus dari akar budayaku. Sebagai seorang anak muda yang lahir dan besar di Jakarta, keseharianku lebih diwarnai dengan bahasa Indonesia dan sedikit bahasa Inggris. Bahasa Minangkabau terdengar asing di telingaku, meskipun orang tuaku sering menggunakannya saat berbicara satu sama lain. Aku tak pernah merasa perlu untuk belajar lebih dalam.
Namun, titik balik datang ketika aku mengikuti sebuah program bernama "Indonesiaku", yang mengajak generasi muda untuk menjelajahi kembali bahasa dan budaya nusantara. Di sana, aku bertemu dengan banyak anak muda lain yang juga berusaha mengenal kembali akar budaya mereka yang sudah lama terlupakan. Kami berbagi cerita, pengalaman, dan motivasi untuk belajar lebih banyak.
Salah satu hal yang paling berkesan dalam perjalanan ini adalah ketika aku mempelajari sebuah kata baru dalam bahasa Minangkabau: "sasaik". Dalam bahasa Minangkabau, "sasaik" berarti merasakan kerinduan yang mendalam terhadap kampung halaman, walaupun kita berada di tengah kesibukan kota. Kata ini menggambarkan perasaan yang sangat dalam dan tidak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata sederhana.
Belajar tentang "sasaik" membuatku sadar betapa kayanya budaya dan bahasaku. Perlahan-lahan, aku mulai merasa bangga dengan identitasku sebagai bagian dari komunitas Minangkabau. Aku juga mulai menerapkan bahasa Minangkabau dalam percakapan sehari-hari dengan keluargaku, dan meskipun pada awalnya terasa canggung, setiap kata yang kuucapkan membuatku merasa lebih dekat dengan nenek moyangku.
Perjalananku jauh dari selesai, tapi aku merasa perjalanan ini sudah mengubah cara pandangku terhadap identitas. Aku menyadari bahwa memahami jati diri lewat bahasa adalah salah satu cara paling berharga untuk merasa terhubung dengan masa lalu. Kini, aku tidak hanya merasa bangga karena bisa berbicara dalam bahasa Indonesia, tetapi juga karena bisa merangkai kisahku dalam bahasa Minangkabau.
Melalui "Indonesiaku", aku menemukan kembali kebanggaan dalam diriku, dan rasa identitas yang mungkin hilang dalam hiruk-pikuk kehidupan modern. Aku berterima kasih atas perjalanan ini dan berharap bisa terus melanjutkan pembelajaranku. Semoga generasi muda lainnya juga terinspirasi untuk menyelami kembali warisan budaya mereka, dan menemukan kebanggaan dalam keberagaman yang kita miliki.